Senin, 09 September 2013
Otoritas Asuransi Wajib Telusuri Sebab Kerusakan Beras Asal Sulsel Itu

Sumut_Barakindo- Setidaknya 100 ton beras asal Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Sulawesi Selatan (Sulsel) asal Pare-Pare yang diangkut oleh kapal KM Alfalah-1 menuju Pelabuhan Belawan, Sumatera Utara (Sumut) membusuk, karena diduga terendam air laut. Kondisi itu diketahui setelah proses pembongkaran mencapai Palka satu kapal pengangkut, Jumat (6/9/2013) petang.

Ribuan karung berisi 15 Kg beras yang merupakan beras Public Service Obligation (PSO) untuk menjamin ketersediaan stok beras di Sumut ditengah pembelian beras petani lokal yang juga masih belum banyak, telah membusuk dan mengeluarkan aroma menyengat.

Dari keterangan sejumlah buruh, Sabtu kemarin, saat pembongkaran mencapai Palka satu, aroma busuk sudah menyengat, sehingga membuat buruh enggan melanjutkan pembongkaran. Sejak Sabtu pagi hingga tengah hari, tak seorang pun buruh yang tampak hadir didermaga 201 Pelabuhan Belawan untuk melakukan pembongkaran beras tersebut. Baru pada pukul 13.00 WIB buruh kembali melakukan pembongkaran.

Humas Perum Bulog Divre Sumut, Rudi Damanik, membenarkan sedikitnya 100 ton beras asal Pare-Pare muatan KM Alfalah-1 itu busuk akibat terendam air laut setelah kapal dihantam ombak besar saat dalam pelayaran menuju Pelabuhan Belawan.

"Seluruh beras yang rusak akan di data, kemudian pihak Bulog akan mengajukan klaim kepada pihak angkutan, yakni Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) PT.Sepakat Maju. Sebab, setiap perjalanan barang ada asuransinya," ujar Rudi layaknya dilansir MedanBisnis kemarin.

Kata Rudi, seluruh beras yang busuk tersebut nantinya akan dimusnahkan oleh Perum Bulog Sumut bekerjasama dengan instansi terkait seperti Karantina Pertanian. "Kerusakan beras akan kita klaim," tandasnya.

Diketahui, KM Alfalah-1 bermuatan 5.000 ton beras PSO Bulog Divre Sumut asal Perum Bulog Divre Sulsel, dihantam ombak besar saat berada sekitar 90 mil sebelum ambang luar Belawan, pada Senin (26/8/2013), sehingga kapal mengalami kebocoran. Kapal tersebut dikhabarkan mengalami kemiringan hingga 3 derajat yang mengakibatkan mesinnya mati. Setelah mendapat bantuan dari Tim SAR Tanjungbalai Asahan, akhirnya kapal bisa bersandar di dermaga 201 Pelabuhan Belawan, Kamis (29/8/2013) petang, setelah sebelumnya lego jangkar di sekitar 6-7 mil dari Tanjung Napal, Bagan Asahan, untuk memompa air laut yang sempat masuk.

Nakhoda KM Alfalah-1, Rori, mengaku kapal bocor akibat dihantam ombak besar sehingga beras di Palka satu bagian belakang terendam air laut. "Awak kapal terpaksa memompa air yang masuk agar kapal bisa sampai dengan selamat ke Pelabuhan Belawan," katanya.

Dipihak lain, Koordinator Barisan Rakyat Anti Korupsi (Barak), Danil’s, meminta pihak asuransi menggandeng aparat hukum untuk melakukan penyelidikan mendalam sebelum menyetujui klaim asuransi beras tersebut.


“Penyelidikan itu diperlukan untuk mengetahui, apakah beras itu rusak dalam perjalanan atau memang sudah rusak sebelum diberangkatkan. Selain itu, telusuri juga kenapa kapal itu harus lego jangkar sekitar 6-7 mil dari Tanjung Napal dulu ? Kapal yang mendapat musibah kan semestinya menjadi prioritas bagi otoritas Pelabuhan,” tegas Danil’s. (Redaksi)*

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Kategori Berita

Recent Posts


Statistik Pengunjung