Rabu, 03 Desember 2014
Banten_Barakindo- Dibenak du’afa wal masakin, khususnya buruh tani
dan petani gurem, program beras untuk masyarakat miskin (raskin) ibarat
malaikat penolong bagi kelangsungan hidup mereka. Bagaimana tidak? Ditengah
melambungnya harga-harga kebutuhan imbas dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak
(BBM), hanya beras raskin-lah yang mampu mereka beli untuk kebutuhan bahan
pangan.
“Kalau ada keinginan untuk mengahapus program raskin, maka perlu
dipikirkan, apakah langkah itu bisa disebut bijak? Karena sebagai buruh tani,
kami membutuhkan beras dengan harga murah, sesuai dengan daya beli kami,” ujar
Misna, salah seorang buruh tani, warga Taktakan, Kota Serang, Banten.
Jika program Raskin dihapus, katanya, dipastikan ia dan keluarganya
dipastikan tidak akan mampu membeli beras. “Sekarang ini harga beras diwarung
paling murah Rp 7.800,- per kilogram. Bagaimana saya bisa mencukupi kebutuhan
pangan keluarga kalau setiap hari harus membeli beras di warung,” katanya.
Hal senada diungkapkan Wardi, warga Pontang Kabupaten Serang. Menurut
dia, sebagai petani gurem, dirinya akan kesulitan mencukupi kebutuhan pangan
keluarganya jika program raskin ditiadakan.
“Penghasilan kami sebagai petani gurem tidak seberapa. Habis panen
langsung habis dijual untuk menutupi biaya produksi yang semakin hari kian
melonjak,” imbuhnya.
Karenanya, ia meminta pemerintahan Jokowi-JK tidak menambah
kesulitannya bersama keluarga dengan meniadakan program raskin. “Kalau bisa
ditambah saja, jangan dihapus,” harapnya. (Redaksi)*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar