Selasa, 24 Februari 2015


Barakindo_Jakarta- Semakin merajalelanya mafia pengoplos beras membuat pemerintah meradang. Ulah para pengoplos itupun diduga membuat mekanisme penyaluran beras jadi terhambat.

Pengamat Pertanian Universitas Lampung (Unila), Bustanul Arifin mengatakan, para mafia itu sebagian berada di dalam Perum Bulog sendiri. Oknum itulah yang mengatur distribusi beras yang digunakan untuk mengoplos.

"Dugaan praktik penyelewengan terjadi saat Operasi Pasar (OP). Ada praktik pengoplosan saat beras disalurkan dari Perum Bulog ke pedagang pasar seperti ke Pasar Induk Cipinang," katanya di Jakarta, Senin (23/2/2014) kemarin.

Menurutnya, akibat permainan itu membuat Bulog kemudian mengubah skema penyaluran beras langsung tanpa melalui pedagang. Akibatnya, harga beras semakin melonjak. "Biasanya, saat musim paceklik harga beras naik antara 10 hingga 15 persen. Itu masih wajar, tapi kalau naiknya mencapai 30 persen, berarti ada sesuatu yang harus diselesaikan oleh pemerintah," katanya seperti dilansir bulogwatch kemarin.

Karenanya, jika oknum-oknum itu ditemukan, langsung saja ditindak tegas secara hukum. "Saya memang belum lihat di lapangan. Namun fenomenanya lebih banyak kekurangan pasokan. Apakah ada yang bermain, pemerintah harus turun tangan," tegasnya.

Bustanul menyarankan agar pemerintah tetap menyalurkan beras ke pedagang dengan catatan melalui prosedur ketat, agar praktik penyelundupan beras Bulog tidak ada penyimpangan. "Itu menjadi salah satu pemicu. Karena yang di inginkan pedagang itu beras curah. Kalau disetop, pasti mempengaruhi stok. Saya sarankan beras Bulog tetap disalurkan ke pasar dan pedagang, asal syaratnya diperketat," lanjutnya.

Selain dugaan permainan kartel beras, Bustanul mengungkapkan keterlambatan musim panen juga ditengarai sebagai pemicu kenaikan harga beras. Namun ia optimistis harga beras akan kembali normal dalam hitungan minggu kedepan. Ia mengungkapkan, stok beras Bulog cukup, sehingga tidak perlu impor. "Impor dikhawatirkan membuat harga gabah petani lokal anjlok saat panen raya masuk," kata Bustanul.

Ia menegaskan, jika pemerintah membuka keran impor beras, maka realisasi impor baru akan terjadi pada sekitar Maret hingga Juni 2015. Artinya realisasi impor bertepatan saat musim panen raya. (Redaksi)*

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Kategori Berita

Recent Posts


Statistik Pengunjung