Senin, 01 Juni 2015
Jakarta_Barakindo- Hingga
kini, pemerintah dengan bank-bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN)-nya tidak
juga menunjukan keberpihakan terhadap nasib rakyat tani nasional.
“Mestinya pemerintah melalui bank-bank BUMN menunjukan keberpihakan
kepada petani dengan mendukung anggaran pembelian seluruh produk rakyat tani
nasional,” ujar Koordinator Nasional Protanikita, Bonang, di Jakarta, Sabtu (30/5/2015).
Faktanya, lanjutnya, bank-bank plat merah lebih mudah menggelontorkan
kredit puluhan triliun rupiah kepada importir produk pertanian yang justeru
menguntungkan para petani asing dari negara eksportir.
“Ini jelas kebijakan yang salah sekaligus mematikan rakyat tani
nasional. Sebab, pangan impor dengan mudah membanjiri pasar lokal tanpa
kendali,” jelasnya.
Padahal, kata Bonang, dari aspek keadilan dan persamaan hak, sekitar 70
juta petani Indonesia tentunya lebih berhak menerima fasilitas pembiayaan
negara lewat bank-bank BUMN, dibandingkan dengan puluhan kartel importir yang
seakan dilindungi oleh pemerintah. “Ini bisa dikategorikan sebagai kejahatan
kebijakan yang sudah berlangsung selama puluhan tahun,” tegasnya.
Karenanya, pemerintah Jokowi-JK diminta segera menghentikan kejahatan
terhadap rakyat tani nasional.
“Tanpa fokus memberi insentif pada produk petani yang dibarengi dengan
peningkatan kapasitas mereka, maka negara akan kesulitan menghadapi kongsi
antara kartel impor pangan dengan para pejabat yang selama ini menguasai pasar
pangan nasional,” pungkas Bonang. (Redaksi)*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar