Jumat, 16 Agustus 2013
Jakarta_Barakindo- Sejak dibongkarnya kasus dugaan korupsi yang disinyalir melibatkan mantan Staf Khusus Presiden SBY Bidang Pangan dan Energi, Jusuf Gunawan Wangkar (JGW) dalam impor beras Perum Bulog, nama Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso pun menjadi santer dibicarakan. Sutarto yang disebut-sebut sebagai teman baikknya Presiden SBY semasa duduk dibangku SMA itu, disinyalir terlibat dalam berbagai kasus dugaan korupsi di Perum Bulog, seperti kasus impor beras asing dan Raskin.

Dalam kasus dugaan peneyelewengan pengadaan Beras Miskin (Raskin), kualitasnya disinyalir sangat buruk, dan dibawah standar komponen mutu, Broken 20 persen, menir 1 persen, dan derajat sosoh 95 persen. Pada kenyataannya, seperti dilansir pemilik akun @TrioMacan2000, Raskin yang diterima masyarakat penerima manfaat, rata-rata brokennya 30 persen dan menir 3 persen.

Bukan hanya itu, TrioMacan2000 juga melansir dugaan penyelewengan harga pengadaan Raskin pada musim panen raya. Karena harga di tingkat penggilingan padi untuk beras dengan broken 20 persen hanya sebesar Rp.6.000,- per Kg. Sementara harga pembelian Bulog adalah sebesar Rp.6.600 per Kg. Dengan demikian, maka mitra kerja Perum Bulog mengambil untung terlalu besar, sehingga kuat dugaan bahwa negara mengalami kerugian sekitar Rp.1.000,- per Kg Raskin.

Sebagai contoh, pengadaan Raskin oleh Perum Bulog Divisi Regional Jawa Timur (Jatim) saat ini, sudah mencapai sekitar 900.000 ton. Karenanya, jika dikalikan dengan dugaan kerugian negara yang mencapai Rp.1.000,- per Kg, maka negara disinyalir mengalami kerugian sekurang-kurangnya sebesar Rp.900 miliar.

Kemudian terkait dengan banyaknya keluhan masyarakat penerima manfaat tentang buruknya kualitas Raskin, @TrioMacan2000 juga mempertanyakan, kenapa Kepala Gudang & Kasubdivre tetap menerima beras kualitas jelek? Hal itu pun disinyalir lantaran adanya tekanan dari Kadivre yang nota bene adik dari Dirut Bulog Sutarto Alimoeso. Kagud dan Kasubdivre diduga tidak berani menolak perintah Kadivre, karena bisa langsung dipecat oleh Dirut Bulog Sutarto Alimoeso yang mengaku sohib kental Presiden SBY.

“Informasinya, pengangkatan Rusdianto sebagai Kadivre Bulog Jatim itu pun, disinyalir bukan karena prestasi, tetapi karena KKN. Bayangkan saja, hanya dalam waktu enam tahun dari Kasi, Rusdianto bisa langsung menjadi Kadivre Kelas A (Kadivre Jatim). Ini rekor terhebat dalam sejarah Bulog. Semestinya, dari Kasie ke Kadivre itu minimum 15 tahun, dan untuk menjadi Kadivre Jatim minimal harus sudah pernah menjabat pada dua posisi Kadivre sebelumnya. Karena posisi sebagai Kadivre Jatim adalah batu loncatan kejenjang Direksi Perum Bulog,” tulisnya.


Seperti diketahui, dari Kasub Cirebon Rusdianto menjadi Wakadivre Bulog Jatim, dan hanya butuh waktu selama sembilan bulan bagi dirinya untuk menjadi Kadivre. “Makanya, ganti saja BUMN Bulog itu menjadi BUMSA alias Badan Usaha Milik Sutarto Alimoeso. Sutarto Alimoeso ini mentang-mentang teman SMA Presiden SBY seenaknya saja KKN. Persis kayak Jusuf Wangkar Cs. Karena di Bulog,  Sutarto bersama Jusuf Gunawan Wangkar juga diduga terlibat dalam kasus dugaan korupsi impor beras pemerintah yang disinyalir merugikan negara hingga Rp.4,7 triliun,” katanya. (Redaksi)-(sumber: chirpstory.com) *

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Kategori Berita

Recent Posts


Statistik Pengunjung