Rabu, 15 Januari 2014


Banten_Barakindo- Pengalokasian anggaran pemeliharaan rutin jalan pada Dinas Bina Marga dan Tata Ruang (DBMTR) Provinsi Banten yang sebesar Rp.75 juta per kilometer, dinilai jauh lebih besar dari alokasi anggaran pemeliharaan rutin ruas jalan nasional yang menjadi kewenangan pemerintah pusat. Sebab, pemerintah pusat saja mengalokasikan anggaran pemeliharaan rutin sebesar Rp.30 juta hingga Rp.50 juta per kilometer.

Perbedaan alokasi anggaran tersebut, kontan mendapat sorotan dari Barisan Rakyat Anti Korupsi (Barak). Koordinator Barak, Danil’s menilai, perbedaan besaran alokasi anggaran tersebut adalah hal yang luar biasa.

“Jika benar anggaran pemeliharaan rutin jalan provinsi itu lebih besar Rp.25 juta per kilometer dari alokasi anggaran pemeliharan rutin pemerintah pusat (jalan nasional-red), maka ini adalah hal yang luar biasa, dan harus segera diusut,” tegasnya.

Ia menjelaskan, pemerintah pusat yang rata-rata menangani jalan dengan empat lajur saja menggunakan anggaran pemeliharaan rutin yang berkisar antara Rp.30 juta hingga Rp.50 juta per kilometer. “Kenapa provinsi yang hanya menangani jalan dengan dua lajur bisa menggunakan anggaran sebesar Rp.75 juta per kilometer,” ujarnya.

Jika keadaan penggunaan anggaran pemeliharaan rutin jalan di Provinsi Banten berlangsung seperti itu sejak 2013 lalu, dirinya mempertanyakan intergritas para pemeriksa keuangan yang ada di Banten. “Kenapa hal-hal seperti ini bisa lepas dari pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan BPKP? Kenapa pula DPRD menyetujui anggaran itu?,” sesalnya.

Terungkapnya besaran anggaran pemeliharaan rutin ruas jalan provinsi yang sebesar Rp.75 juta per kilometer, bermula dari terbongkarnya kasus dugaan pengurangan kualitas dan penyalahgunaan anggaran bagi pelebaran jalan Gunungsari-Mancak.

Sementara Kepala DBMTR Banten, Sutadi, yang dikonfirmasi melalui pesan singkat, hingga berita ini ditayangkan tidak juga memberikan klarifikasi. (Redaksi)*

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Kategori Berita

Recent Posts


Statistik Pengunjung