Minggu, 13 April 2014
Jakarta_Barakindo- Anggota
Komisi IV DPR-RI, Abdul Wachid, meminta pemerintah segera mencabut ijin impor
gula asing sebanyak 350 ribu ton. Pasalnya, masyarakat tani tebu, menolak keras
ijin impor tersebut, lantaran dinilai akan merampas pasar petani lokal yang
akan segera memasuki masa panen raya.
Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) menerbitkan
ijin impor 350 ribu ton gula kepada Perum Bulog dengan alasan sebagai bufer stok. Penerbitan ijin impor itu,
kata Menteri Perdagangan, setelah pihaknya berkoordinasi dengan Kemnterian
Perekonomian.
Menurut Abdul Wachid, pemberian ijin impor tersebut tidak tepat, karena
stok gula dalam negeri saat ini masih sebanyak 650 ton. Dan stok sebanyak itu
dinilai masih cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional, yang setiap bulannya
hanya membutuhkan sebanyak 240 ribu ton.
“Terlebih stok gula rafinasi untuk kebutuhan industri masih lebih dari
cukup, dan bahkan sering membanjiri pasar umum,” katanya.
Alasan lain, lajut Wachid, secara nasional para petani tebu akan segera
memasuki masa panen raya pada awal Mei nanti. “Bahkan pada Pebruari dan April,
ada beberapa pabrik gula di Lampung dan Sumatera yang sudah panen. Kalaupun
Bulog (pemerintah) mau melaksanakan bufer
stok, sebaiknya gunakan gula produksi para petani dalam negeri yang
sekarang sudah panen raya, atau tunggu panen raya pada Mei nanti,” tegasnya.
Jika pemerintah tidak segera mencabut ijin impor tersebut, katanya, saya
mendapat keluhan dari masyarakat tani tebu secara nasional akan marah. “Mereka
akan melakukan demo besar-besaran ke Jakarta, utamanya ke Presiden, Kemendag,
dan Kemenko Perekonomian. Karenanya, saya mengingatkan pemerintah segera
mencabut impor gula tersebut, karena meresahkan masyarakat petani tebu dan
pabrik gula,” pungkasnya. (Redaksi)*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar