Jumat, 16 Mei 2014
Banten_Barakindo- Kerusakan yang terjadi pada ruas jalan nasional Cilegon-Anyer-Pasauran-Labuan,
utamanya ruas Anyer-Pasauran-Labuan, kembali dikeluhkan warga. Dari hasil ekspedisi
Tim Barak pada Kamis (15/5/2014), tidak kurang dari 106 lubang berbagai ukuran
menghiasi sepanjang ruas jalan yang menjadi kewenangan Kementerian Pekerjaan
Umum (PU) itu.
Lubang-lubang itu mulai terlihat mulai dari depan Hotel
Marbella Anyer, Pantai Karang Kitri hingga Pantai Pasir Putih.
Kemudian jalan berlubang juga terlihat mulai dari Puri
Kosambi hingga Villa Musro dan Vila Sultan. Pada lokasi tersebut terdapat
sedikitnya 16 lubang. Begitu juga dengan di depan Nelayan Cotech dan Karang
Retno.
Selanjutnya, kerusakan yang terdapat disekitar Karang
Seno sedikit agak parah. Karena lubang-lubangnya sudah menyatu. Begitu pula
dengan lubang-lubang berbagai ukuran disekitar Pesona Krakatau dan Pondok
Wisata.
Kondisi serupa juga dapat dijumpai disekitar Karang
Bolong dan Vila Kanguru dengan 14 lubang. Belum lagi jalan rigid disekitar Puri
Retno yang sejak lama mulai rompal namun belum juga mendapat perhatian.
Selain itu, jalan berlubang juga terlihat dari mulai
Pantai Karang Sono hingga Pantai Baraya. Begitu pula dari Wisma Antoni hingga
Pantai Bulakan setidaknya terdapat 17 lubang dengan ukuran bervariasi.
Disekitar Marina Jambu pun terdapat 9 lubang. Lubang yang terdapat disekitar
Marina Jambu yang cukup mengkhawatirkan, karena posisi lubang terdapat pada
bagian belokan yang tidak terlihat dari kejauhan.
Lalu kerusakan yang cukup parah terlihat disekitar pintu
masuh Hotel Hawai dan disekitar Alfamart Bulakan/Salsa Beach Hotel. Kerusakan
yang hampir sama juga terlihat sejak dari sekitar Hotel Bakudapa hingga Pantai
Candaria. Hal serupa pun terlihat di depan pintu masuk Resort Prima Anyer, yang
sejak lama selalu mengalami kerusakan.
Leman, salah seorang pekerja Resort Prima Anyer
menyesalkan rusaknya jalan pariwisata tersebut. “Apa gak malu, jalan pariwisata kok
rusak-rusak seperti ini. Kalau kondisinya seperti ini, akan sangat mengganggu
bagi perkembangan usaha dibidang pariwisata,” ujar Leman.
Menurut Leman, jalan rusak disekitar lokasi kerjanya
pernah ditambal sulam menggunakan adukan kering yang dicampur dengan sedikit
semen. “Bagaimana bisa bertahan lama kalau hanya ditambal dengan material
seadanya? Hotel-hotel kan bayar
pajak, tapi kenapa penanganan jalannya tidak maksimal,” tegasnya.
Leman bersama rekan sekerjanya, Ade, mengaku kesulitan
jika sedang berbelanja ke pasar Labuan. “Jalannya rusak parah pak. Kami
bolak-balik belanja menggunakan motor Tossa saja susah, apalagi pakai mobil,”
pungkasnya.
Sementara Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional
(Satker PJN) Wilayah II Provinsi Banten, Fadli, yang dihubungi Barak online Group via pesan singkat di
nomor 0813151919xx, hingga berita ini ditayangkan, belum memberikan jawaban. (Redaksi)*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar