Minggu, 11 Mei 2014
Pandeglang_Barakindo- Sejumlah warga diwilayah Pandeglang Selatan mempertanyakan penyusutan timbangan beras Raskin saat tiba di titik distribusi. Berkurangnya timbangan raskin itu diketahui saat dilakukan penimbangan ulang ditingkat RT/RW sebelum didistribusikan kepada warga penerima manfaat.
Selain mempertanyakan pengurangan timbangan, warga juga mengeluhkan kualitas raskin yang rasanya agak berbeda dibandingkan dengan kualitas raskin yang selama ini mereka terima. ”Memang setelah dilakukan penimbangan oleh para RT sebelum dibagikan kepada masyarakat penerima manfaat, nampak adanya pengurangan tonase pada setiap karungnya.
Selain itu kualitas raskin sepintas terlihat bagus, dan sepertinya bukan beras lokal, tetapi beras dari luar yang dicampur,”ungkap beberapa warga yang melihat langsung pendistribusian Raskin di wilayahnya.

Koordinator Bidang Pengawasan pada lembaga Badan Pemantau Pembangunan Provinsi Banten (BP3B) Suryadi, membenarkan adanya perbedaan kualitas raskin yang diterima masyarakat, serta adanya penyusutan timbangan di sejumlah titik distribusi. “Kami mendapat informasi dari beberapa warga dan langsung melakukan pengecekan lapangan. Memang, jika melihat kualitas raskin dibeberapa wilayah, kualitasnya agak menurun, terutama rasanya jauh berbeda dari raskin sebelumnya,”ujar Suryadi seperti lansir kabar banten, Sabtu (10/5/2014).

Kata dia, perbedaan rasa yang mencolok antara raskin sebelumnya dengan pasokan raskin saat ini, mengindikasikan adanya perubahan kebijakan tentang penggunaan beras lokal untuk penyaluran Raskin di Kab.Pandeglang dan Kab.Lebak.

“Setahu kami ada kebijakan dari Bulog tentang penggunaan beras lokal sudah berjalan. Namun jika melihat raskin saat ini, sepertinya bukan beras dari petani lokal. Padahal kita tahu, bahwa Banten Pandeglang merupakan salah satu lumbung beras nasional,’ujarnya.

Penggunaan beras dari luar daerah, atau bahkan beras impor, ujarnya, menunjukan ketidak-berpihakan pemerintah pada upaya pemberdayaan petani lokal, demi kepentingan-kepentingan tertentu. “Kami sangat prihatin, karena ternyata petani Pandeglang dan Lebak masih dipandang sebelah mata oleh Perum Bulog Sub Divre Bulog Lebak-Pandeglang yang tidak memanfaatkan hasil panen petani lokal untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat melalui program Raskin,”ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan Restu, salah seorang aktivis dari Pergerakan Pemuda Marhaen (PPM) Kabupaten Pandeglang. Menurutnya, dari hasil investigasi dan pantauan di lapangan, pihaknya banyak menemukan pengurangan timbangan Raskin pada setiap karungnya. ”Jika penyusutan itu terjadi secara merata, bisa dibayangkan berapa ton beras hasil penyusutan yang terkumpul, dan ini patut diduga ada permainan. Sub Divre Bulog harus bertanggujawab. Kami juga akan membuat laporan soal dugaan pengurangan timbangan baik ke aparat hukum maupun Bulog Pusat,”ujar Restu.


Sementara Kepala Sub Divre Bulog Lebak-Pandeglang, Herman Sadik ketika hendak dikonfirmasi tidak ada ditempat, bahkan dihubungi melalui telepon selulernya tidak diangkat, begitu pula SMS tak pernah dijawab. ”Pak Kasub tidak lagi keluar, nanti saja ke kantor lagi,” ujar salah seorang stafnya yang tidak menyebutkan namanya. (Redaksi)*

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Kategori Berita

Recent Posts


Statistik Pengunjung