Kamis, 20 November 2014
154,711 Km Jalan Nasional Belum
Beraspal
Jakarta_Barakindo- Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU & Pera) tengah membangun jalan
nasional disepanjang perbatasan Indonesia-Malaysia, tepatnya di Kalimantan
Utara (Kaltara) hingga Kalimantan Timur (Kaltim). Pembangunan itu untuk
menjawab keresahan warga perbatasan soal minimnya infrastruktur jalan dan
jembatan.
"Proyek itu kami terus matangkan, kecuali untuk yang sudah
berlangsung, hanya perlu percepatan saja," ujar Menteri PU-Pera, Basoeki
Hadimoeljono.
Proyek jalan itu, katanya, adalah pembangunan jalan nasional di
Kalimantan Utara hingga Kalimantan Timur sepanjang 1.700 km. Untuk proyek jalan
ini memang telah dimulai sejak tahun lalu. "Setiap tahun diperlukan anggaran
sekitar Rp.7 triliun, tapi ini untuk jalan diperbatasan. Bukan hanya jalan di
Kaltara hingga Kaltim," jelasnya usai menggelar pertemuan dengan Menteri
Dalam Negeri Tjahjo Kumolo di Kantornya, Jakarta, Selasa (18/11/2014).
Selain membutuhkan anggaran yang besar, pembangunan jalan itupun membutuhkan
kemudahan perizinan di Kementerian Kehutanan. Pasalnya, lahan bagi pembangunan
di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia itu bersinggungan dengan hutan
lindung.
"Sudah dimulai sejak tahun lalu dan akan dipercepat. Dilakukan bertahap sudah sambil mengurusi perijinan dengan kementerian kehutanan," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimoeljono saat.
Selain membangun jalan, pemerintah juga bakal membangun tujuh pos perbatasan, di di Entikong dan Nanga Badau, Kalimantan Barat, Skouw di Papua, dan Aru di Maluku Utara.
"Sudah dimulai sejak tahun lalu dan akan dipercepat. Dilakukan bertahap sudah sambil mengurusi perijinan dengan kementerian kehutanan," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimoeljono saat.
Selain membangun jalan, pemerintah juga bakal membangun tujuh pos perbatasan, di di Entikong dan Nanga Badau, Kalimantan Barat, Skouw di Papua, dan Aru di Maluku Utara.
154,711 KM Jalan Nasional Belum
Beraspal
Pada bagian lain, Kepala
Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Kementerian PU-Pera, Waskito
Pandu menuturkan, saat ini masih ada 154 Km jalan nasional yang belum beraspal.
Kata dia, pemerintah berkomitmen untuk memperbaiki kondisi jalan nasional untuk
mendukung pembangunan Jalan Trans Asia atau Trans
Asia Highway. Sebab, sebagai salah satu negara ekonomi terbesar di Asia
Tenggara, Indonesia telah memiliki jaringan jalan besar yang membentang sepanjang
368,360 km.
Namun, dari total
panjang jalan tersebut, baru 213,649 kilometer jalan yang kondisinya sudah
beraspal, sedangkan sisanya 154,711 kilometer masih belum beraspal. "Untuk
menjembatani kesenjangan infrastruktur tersebut, selama tahun 2015-2019
Bappenas berencana untuk menginvestasikan anggaran US$104 miliar atau 19 persen
untuk diinvestasikan pada jalan," kata Pandu, beberapa hari lalu.
Menurut Waskito,
penguatan konektivitas nasional perlu dilakukan, karena Indonesia akan menjadi
negara sekaligus mitra dagang strategis di kawasan Asia. Diperkirakan jaringan
jalan raya Asia akan menghubungkan hampir satu miliar orang atau 50 persen dari
populasi total perkotaan di negara-negara yang menandatangani perjanjian antar
pemerintah pada jaringan jalan raya asia.
Sementara itu, Presiden Road Engineering Association of Asia and
Australasia (REAAA), Hermanto Dardak mengungkapkan, kualitas dan kondisi
jalan yang menjadi bagian Trans Asia ditentukan kedalam 3 klasifikasi. Saat
ini, katanya, mayoritas kondisi jalan di Indonesia yang menjadi jaringan jalan
Trans Asia masih termasuk kedalam kelas tiga. “ Butuh waktu 5 tahun untuk
meningkatkan kondisi jalan di Indonesia menjadi kelas satu. Kesiapan jalan kita
yang menjadi bagian Trans Asia sudah mencapai 90 persen. Kami optimin dalam
waktu 5 tahun dapat memenuhi sisanya yang 10 persen,” tandasnya. (Redaksi)*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar