Selasa, 13 Januari 2015
Di Ulang Tahun Yang ke-62
TAK terasa, kini Guruh
Sukarno Putra (GSP) genap berusia 62 tahun. Ya,
pria yang lahir di Jakarta pada 13 Januari 1953 dengan nama lengkap Muhammad
Guruh Irianto Sukarno Putra, merayakan Ulang Tahun (Ultah)-nya yang ke-62 pada
Selasa 13 Januari 2015.
Pria ber-zodiac Capricorn itu
adalah anak bungsu dari pasangan presiden pertama Republik Indonesia (RI) yang
sekaligus Proklamator, Soekarno dan Fatmawati.
Selain dikenal sebagai salah satu politisi di Senayan, Guruh juga
adalah salah seorang seniman ternama di tanah air. Sejak kanak-kanak, ia
dikenal sangat menyukai kesenian dan sastra. Sehingga tidaklah heran, di usianya
yang baru menginjak lima tahun, Guruh sudah menekuni tarian Jawa, Sunda, dan
Bali. Sejak itu pula ia kerap mementaskan tariannya diatas panggung. Pada usia
itu juga ia membentuk band cilik dan
bermain piano.
Menjelang remaja, Guruh membentuk band The Beat-G (tahun 1965) dan merilis album perdananya di tahun 1975 berjudul Guruh Gypsy, yang berisi musik paduan gamelan Bali.
Menjelang remaja, Guruh membentuk band The Beat-G (tahun 1965) dan merilis album perdananya di tahun 1975 berjudul Guruh Gypsy, yang berisi musik paduan gamelan Bali.
Dua tahun kemudian, Guruh mendirikan organisasi pemuda, Swara Mahardika,
yang kemudian bermetamorfosis menjadi Yayasan Swara Mahardika pada 1987.
Kemudian pada tahun 1989 juga, Guruh mendirikan dan PT Gencar Semarak Perkasa (GSP).
Pria yang kerap disapa dengan panggilan pak GSP itu kerap mengadakan pertunjukan dan pagelaran untuk menunjukkan ekspresinya dibidang seni.
Pria yang kerap disapa dengan panggilan pak GSP itu kerap mengadakan pertunjukan dan pagelaran untuk menunjukkan ekspresinya dibidang seni.
Di antara pertunjukan karya seni yang digelarnya, antara lain Pagelaran
Karya Cipta Guruh Soekarno Putra I (1979), Pagelaran Karya Cipta Guruh Soekarno
Putra II: Untukmu Indonesiaku dan memproduksi film semi-dokumenter Untukmu
Indoensiaku (1980), Pagelaran Karya Cipta Guruh Soekarno Putra III: Cinta
Indoensia Pagelaran Jakarta Week di Singapura (1984), dan Pagelaran Karya Cipta
Guruh Soekarno IV: Gilang Indonesia Gemilang (1986). Selain itu, Guruh juga
pernah menggelar pertunjukan kolosal 'JakJakJakJak Jakarta' dalam rangka ulang
tahun Jakarta ke 462 tahun (1989), Pagelaran Kolosal: Gempita Swara Mahardhika
dalam rangka 10 tahun Swara Mahardika (1987).
Tak hanya itu, peran Guruh di bidang perfilman tanah air-pun tak bisa dipandang sebelah mata, karena ia pernah menjadi ilustrator musik film Ali Topan Anak Jalanan. Ia juga pernah berperan sebagai Sunan Muria dalam film Sembilan Wali (1985).
Tak hanya itu, peran Guruh di bidang perfilman tanah air-pun tak bisa dipandang sebelah mata, karena ia pernah menjadi ilustrator musik film Ali Topan Anak Jalanan. Ia juga pernah berperan sebagai Sunan Muria dalam film Sembilan Wali (1985).
Koordinator Nasional (Kornas) Protanikita, Bonang, menyampaikan selamat
untuk putra Proklamator tersebut. “Selamat Ulang Tahun untuk pak Guruh Sukarno
Putra. Segenap pengurus dan aktivis Protanikita mendoakan semoga panjang umur,
selalu diberi kesehatan lahir dan batin, murah rezeki, dan terus
mempersembahkan karya-karya terbaik bagi kamajuan bangsa dan negara,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Nasional Barisan Rakyat Anti Korupsi (Kornas
Barak), Danil’s, berharap besar dari putra bungsu Presiden pertama RI itu untuk
mengingatkan generasi bangsa tentang semangat kemerdekaan yang digelorakan Bung
Karno.
“Kami sering mendapat pesan dari salah satu mentor kami (Bung Kobu-red) tentang gerakan memerdekan
Indonesia oleh Soekarno. Bermula dari sebuah diskusi di Bandung pada sekitar
tahun 20-an. Kala itu, sebagian orang berpendapat, jangan dulu merdeka, karena
rakyat belum banyak yang berpendidikan. Tapi karena kegelisahannya, suatu hari
beliau naik sepeda ke arah selatan, dan masuk ke area persawahan. Ditengah
sawah beliau berdialog dengan salah seorang petani. Dari dialog itu Bung Karno
berkesimpulan, kalau rakyat tani tidak dibantu, maka kehidupannya tidak akan
pernah berubah. Karena itu, untuk menolong mereka, maka jalan satu-satunya adalah
dengan memerdekakan Indonesia,” jelasnya.
Sejak itu, lanjut Danil’s, Bung Karno memutuskan bahwa Indonesia harus
merdeka. “Generasi bangsa harus kembali di ingatkan, bahwa Bung Karno berdjoang
memerdekakan Indonesia karena tidak tahan melihat kehidupan rakyat tani yang
bernama Marhaen. Semangat Bung Karno ini harus kembali di gelorakan,”
pungkasnya. (Redaksi)*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar