Jumat, 27 Februari 2015


Jakarta_Barakindo- Praktek suap-menyuap (uang pelicin) untuk mendapatkan paket-paket proyek jalan dan jembatan, nampaknya bukan hanya sekedar isapan jempol. Belakangan Menteri Pekerjaan Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera), Basoeki Hadimoeljono mengakui adanya dugaan uang pelicin yang masuk ranah korupsi (gratifikasi-red) tersebut.

Menurut Basoeki, uang pelicin itu masih terjadi dibeberapa Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN). “Masih ada. Saya dapat beberapa SMS, di beberapa Balai Besar masih ada,” kata Basoeki.

Basoeki menjelaskan, sebagai mantan Inspektur Jendral (Irjen) Kementerian Pekerjaan Umum (2007-2013), dirinya mengetahui secara pasti soal praktek sogok-menyogok untuk bisa mendapatkan paket proyek yang di inginkan.

“Kami semua di Kementerian Pekerjaan Umum, jika dibilang sudah bersih, tidak juga. Tapi ada beberapa. Saya dulu Irjen, dan saya tahu kelakuan itu,” tegasnya.

Karenanya, dibawah kepemimpinannya, Basoeki ingin melakukan perubahan agar Kementerian PU-Pera menjadi instansi yang bersih dari praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). “Kita akan perbaiki terus. Salah satunya dengan e-procurement. Tidak bisa macam-macam di sana. Pasti dilihat semua orang (proses tendernya). Hasilnya transparan, kelihatan,” kata Basoeki.

Meski demikian, lanjutnya, kalau niatnya sudah begitu (menyuap atau memberikan uang pelicin untuk mendapatkan proyek), ya tidak bisa dicegah.

Peraih gelar Doktor dari Colorado State University, Amerika Serikat itu tidak hanya melakukan perbaikan melalui e-procurement, namun juga akan menaikan harga satuan proyek, agar para pengusaha bisa mendapatkan keuntungan yang layak. “Kami sedang perbaiki billing rate, upah minimum untuk insinyur dan pekerja,” jelas Basoeki layaknya dilansir beritasatu beberapa hari lalu.

Langkah lain yang diambil oleh Basoeki untuk menghindari terjadinya praktek uang pelicin adalah dengan melakukan rotasi jabatan setiap tiga tahun sekali.

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Konstruksi Indonesia (AKI), Haryo Wibisono, mengakui adanya uang pelicin untuk memenangkan proyek perbaikan jalan di DKI Jakarta. Uang pelicin, katanya, bahkan sudah menjadi strategi pemasaran. (Redaksi)*

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Kategori Berita

Recent Posts


Statistik Pengunjung