Senin, 09 Februari 2015
Jakarta_Barakindo- Ada apa
dengan Bank BTN hingga harus mencekik rakyat dan bergaya seperti lintah darat. Ya, Bank BTN menaikan suku bunga KPR
menjadi 14 persen. Kenaikan bunga itu mencapai dua kali lipat dari suku bunga
acuan Bank Indonesia (BI).
“Apakah Bank BTN sedang dalam keadaan sekarat? Lalu kemana mengalirnya
dana-dana subsidi dari APBN, Dana Jamsostek, Asabri, dan Dana Taspen yang
selama ini dikelola mereka kelola?,” ujar Salamuddin Daeng, ekonom muda asal
IGJ.
Selama ini, kata Daeng, Bank BTN menjadi pengelola dana Fasilitas
Liquiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Dana tersebut berasal dari anggaran
APBN sebagai dana subsidi yang disalurkan melalui Bank BTN. Tujuannya, dana itu
diperuntukan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
“Bank BTN juga menggunakan dana Jamsostek yang nilainya triliunan.
Selain itu ada pula dana dari Asabri (TNI/Polri). Sayangnya hingga kini tidak
banyak MBR yang memiliki rumah, baik Buruh, TNI/Polri, maupun PNS yang
berpenghasilan (gaji) rendah. Lalu kemana dana-dana itu menguap?,” tanya Daeng.
Seharusnya, lanjut dia, Buruh, TNI/Polri dan PNS bergaji rendah tidak
perlu membayar bunga, tapi cukup biaya administrasi saja. Sebab, Bank BTN juga
mencari keuntungan melalui pasar keuangan dan bursa saham. “Pemerintah sendiri
hampir saja kehilangan kontrol atas Bank BTN, karena saham pemerintah terus
tergerus hingga hanya tersisa sebesar 60 persen. Seharusnya Bank BTN mengabdi
kepada rakyat,” katanya dalam pesan BBM yang diterima Barak
Online Group, kemarin.
Saat ini, tambah Daeng, Dirut Bank BTN tengah berusaha keras mencari
modal. “Bank Dunia pun dilobi untuk mendapatkan hutang. Alasannya untuk mengejar
target pengadaan rumah rakyat sebanyak 1 juta unit seperti yang direncanakan
Presiden Jokowi,” ujar Daeng mempertanyakan, kenapa Bank BTN yang mengelola
dana subsidi APBN, Dana Buruh, Dana Pensiunan PNS dan Dana Pensiunan TNI/Polri,
harus mengutang kepada Bank Dunia dengan bunga 5 persen, lalu dipinjamkan lagi kepada
rakyat dengan bunga 14 persen??? “Ini harus dipertanyakan,” pungkasnya. (Redaksi)*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar