Senin, 16 Maret 2015
Jalan Hanya Diperbaiki Jelang
Lebaran
Sumsel_Barakindo- Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) meminta Kepala
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) III Palembang, Tasripin
Sartiyono diberhentikan. Hal itu menyusul banyaknya ruas jalan nasional di Sumsel
yang mengalami kerusakan, tak terkecuali yang baru selesai dibangun.
Seperti halnya yang terjadi pada ruas jalan nasional Alamsyah Ratu
Prawiranegara yang merupakan akses menuju kawasan Musi II.
Hal itulah yang membuat Ketua Komisi IV DPRD Sumsel, Edward Jaya geram
dan menuntut pemberhentian Kepala BBPJN III Palembang, Tasripin. “Kalau perlu
kantor BBPJN III Palembang tidak usah ada di Sumsel. Percuma kantornya ada
disini, tetapi jalanan di Sumsel banyak yang rusak," tegas Edward.
Selain menuntut pemberhentian Tasripin, Edward juga meminta agar
kontraktor yang membangun jalan Alamsyah Ratu Prawiranegara di blacklist (daftar hitam). “Kami minta perusahaan
yang mengerjakan jalan itu di blacklist.
Seperti di depan Perumahan Polygon itu, setahu saya baru selesai diperbaiki, tapi
sekarang sudah rusak lagi. Ada indikasi apa ini? Mengapa jalan itu cepat sekali
rusak padahal mereka tahu kalau jalan sering dilalui kendaraan bertonase
tinggi," ujarnya.
Menurutnya, jalan nasional tidak akan pernah bagus selagi anggarannya tidak
sesuai kebutuhan. Sebab, panjang jalan nasional di Sumsel 1.440 Km yang diperkirakan
membutuhkan anggaran sekitar Rp 1,5 triliun.
Selain jalan Alamsyah Ratu Prawira Negara, kata Edwar, kerusakan juga
terdapat pada ruas jalan nasional Betung-Muba. Untuk menjaga agar jalan
tersebut tetap bisa dilalui, pemerintah hanya mengalokasikan dana untuk tambal
sulam jalan sepanjang 30 Km, itupun dilakukan menjelang lebaran.
“Nah, pemerintah pusat cuma
mau memperbaiki jalan yang rusak kalau mau lebaran. Repotnya kan, lebaran itu tidak setiap bulan. Kalau
lebaran tiap bulan atau minggu sih, saya
yakin jalan diperbaiki tiap bulan atau minggu," imbuhnya.
Edward juga melihat adanya ketidakadilan pemerintah terkait perbaikan
infrastruktur. "Saya sampaikan ke Dirjen Kementerian PU kalau jalan
Pantura bolong, seluruh stasiun TV memberitakannya. Padahal lubangnya sebesar
mangkok. Di Sumsel lubangnya sangat besar, bahkan motor biso terperosok, tetapi
tidak kunjung ditanggapi,” keluhnya menyinggung sumbangan APBN dari Sumsel
untuk pemerintah pusat yang mencapai 30 persen.
Sementara Ketua DPRD Sumsel, HM Giri Ramanda N Kiemas mengatakan, untuk
perbaikan jalan negara Sekayu hingga Mura, anggarannya sudah masuk APBN. Namun
besarannya belum diketahui.
"Komisi IV akan bertemu pihak BBPJN III Palembang minggu (minggu
ini-red) besok di Muba. Disitulah
akan ketahuan berapa anggarannya, dan seberapa jauh bisa memperbaiki, termasuk agar
ruas batas Mura ke Sekayu di buat perencanaan ulang, karena volume
kendaraan yang terus meningkat. Kita khawatir setelah diperbaiki, tidak sampai
enam bulan, musim hujan jalan rusak lagi," katanya.
Pendekatan ini harus berlaku untuk seluruh jalan negara yang ada di
Sumsel, yang kondisinya rusak parah, dimana jalan yang diperbaiki harus
benar-benar kuat dan tahan lama. "Biar mahal tidak ada masalah, asal
kualitasnya bisa tahan hingga 10 tahun," tandasnya seperti dilansir
palembang-pos, Jumat (13/3/2015). (Redaksi)*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar