Kamis, 26 Maret 2015
Jakarta_Barakindo- Dinilai
tak mampu menjaga stabilitas harga beras akibat ulah para mafia, Prosiden
Jokowi yang mendapat laporan meminta kinerja Perum Bulog segera dievaluasi. Hal
itu diungkapkan mantan Dirut Bulog era Gus Dur (Abdurrahman Wahid-red), Rizal Ramli kepada wartawan beberapa
waktu lalu.
“Informasi yang saya peroleh, Presiden Jokowi juga sudah mendengar dan
meminta agar kinerja Bulog segera dievaluasi,” ujarnya.
Menurut Rizal, Lenny Sugihat orang baik, namun Dirut Bulog bukanlah
posisi yang tepat baginya. “Ibu Lenny itu bankir yang profesional, karena
sebelumnya menjabat sebagai Direktur Pengendalian Risiko pada PT Bank Rakyat
Indonesia (BRI). Tapi Perum Bulog bukan tempat yang tepat untuk dia,” katanya.
Ditanya soal kebimbangan Perum Bulog saat menghadapi musim panen raya
tahun ini, Rizal menjelaskan, bahwa selain soal harga, Bulog juga gagal mematok
harga beli gabah dari petani.
“Seharusnya pemerintah mengumumkan berapa beras yang akan dibeli oleh
Perum Bulog pada masa panen. Dengan demikian petani dapat memutuskan berapa
dari hasil panennya yang mau dijual atau dikonsumsi sendiri. Misalnya,
pemerintah mematok harga beli gabah dari petani sebesar Rp 4.500 per kilogram.
Tetapi karena tidak disosialisasikan dengan tepat, spekulan masih bisa bermain,
dan memaksa petani menyerahkan gabahnya dengan harga di bahwa itu. Akhirnya yang
untung bukan petani, tetapi tengkulak dan spekulan,” jelasnya.
Menanggapi hambatan yang dihadapi Lenny Sugihat dalam menurunkan harga
yang dimainkan para mafia beras, Rizal mengatakan, hal itu sulit diatasi Lenny karena
permainan mafia beras yang mengaku-ngaku dekat dengan pusat kekuasaan. “Itulah
mengapa Dirut Bulog tidak cukup sekedar profesional, tetapi butuh sosok yang
memiliki keberanian moral tinggi,” tegasnya. (Redaksi)*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar