Jumat, 25 Desember 2015
Papua_Barakindo- Lambannya
penyelesaian proyek-proyek infrastruktur strategis nasional kembali menjadi
perhatian publik. Kali ini terkait penyelenggaraan infrastruktur di Balai Besar
Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) X Jayapura Provinsi Papua.
Lambannya penyelesaian proyek itu terlihat dari lemahnya penyerapan
anggaran yang telah dialokasikan pemerintah pusat melalui Ditjen Bina Marga
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Kinerja BBPJN X Jayapura masih lemah. Lihat saja progres fisik masih
ada yang deviasi hingga 67 persen bahkan hingga 23 Desember 2015 belum terserap
sama sekali,” ujar Koordinator Nasional Barisan Rakyat Anti Korupsi (Barak),
Danil’s, Jumat (25/12/2015).
Lemahnya kinerja BBPJN X Jayapura terlihat dari Pembangunan Jalan
Waropko-Iwur (MYC) senilai Rp 59 miliar pada Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan
Nasional (Satker PJN) Wilayah III Papua (Tanah Merah) yang masih deviasi
sebesar -67,74 persen, Perbaikan Gedung/Pagar Kantor senilai Rp 1,9 miliar pada
Satker PJN Wilayah III Papua (Tanah Merah) yang masih deviasi sebesar -53,73
persen, Pembangunan Jalan Oksibil-Seredala senilai Rp 64,9 miliar pada Satker
PJN Wilayah III Papua (Tanah Merah) yang masih deviasi sebesar -13,87 persen
atau baru terserap sebesar Rp 23 miliar, Pembangunan Jembatan SP II (Aroba-Mofu)
senilai Rp 17 miliar pada Satker PJN Wilayah V Papua Barat (Fak-Fak) yang masih
deviasi sebesar -25,29 persen atau baru terserap sebesar Rp 6,6 miliar, dan Pemeliharaan
Berkala Batas Kota Fakfak-Hurimber (APBN-P) senilai Rp 17,4 miliar pada Satker
PJN Wilayah V Papua Barat (Fak-Fak) yang masih deviasi sebesar -35,46 persen
atau baru terserap sekitar Rp 3,4 miliar.
BBPJN X Jayapura juga belum mampu maksimal menyerap anggaran bagi Pembangunan
Jalan Triton-Kaimana-Tanggaromi (APBN-P) senilai Rp 52 miliar pada Satker PJN
Wilayah V Papua Barat (Fak-Fak) yang masih deviasi sebesar -57,47 persen atau
baru terserap sebesar Rp 18,2 miliar, Pembangunan Jembatan SP III Cs senilai Rp
11,5 miliar pada Satker PJN Wilayah V Papua Barat (Fak-Fak) yang masih deviasi
sebesar -17,43 persen atau baru terserap sekitar Rp 7,4 miliar, Penanganan
Longsoran Ruas Hurimber-Baham senilai Rp 4,4 miliar pada Satker PJN Wilayah V
Papua Barat (Fak-Fak) yang masih deviasi sebesar -79,03 persen, Penanganan
Longsoran Ruas Kaimana-Tanggaromi senilai Rp 2,4 miliar pada Satker PJN Wilayah
V Papua Barat (Fak-Fak) yang masih deviasi sebesar -79,03 persen, Pemeliharaan
Berkala Jalan Basuki Rahmat (Kota Sorong) senilai Rp 4,9 miliar pada Satker PJN
Wilayah II Papua Barat (Sorong) yang masih deviasi sebesar -39,03 persen, dan Pemeliharaan
Berkala Jalan Basuki Rahmat Sorong II senilai Rp 8,9 miliar pada Satker PJN
Wilayah II Papua Barat (Sorong) yang masih deviasi sebesar -49,16 persen.
Hal sama juga terjadi pada Pembangunan Jalan Kebar-Ayawasi senilai Rp
18 miliar pada Satker PJN Wilayah I Papua Barat (Manokwari)yang masih deviasi
sebesar -60,80 persen atau baru terserap sebesar Rp 3,4 miliar, Pembangunan
Jalan Prafi-Mayambo senilai Rp 18,5 miliar pada Satker PJN Wilayah I Papua
Barat (Manokwari)yang masih deviasi sebesar -28,69 persen atau baru terserap
sebesar Rp 10,1 miliar, Pembangunan Jembatan Anggra (Tuntas) senilai Rp 4,9
miliar pada Satker PJN Wilayah I Papua Barat (Manokwari) yang masih deviasi
sebesar -11,35 persen atau baru terserap sebesar Rp 1,9 miliar, dan Pembangunan
Jalan Saukorem-Sausafor O2 senilai Rp 28,3 miliar pada Satker PJN Wilayah I
Papua Barat (Manokwari) yang masih deviasi sebesar -15,83 persen atau baru terserap
sebesar Rp 12,4 miliar.
Begitu pula dengan Pembangunan Jembatan Kebar 5,6,7 (Tuntas) senilai Rp
12,6 miliar pada Satker PJN Wilayah I Papua Barat (Manokwari)yang masih deviasi
sebesar -16,55 persen atau baru terserap sebesar Rp 10,6 miliar, Eskalasi
Pembangunan Jalan Oksibil-Dekai (MYC) senilai Rp 15,3 miliar pada Satker PJN Wilayah
III Papua (Tanah Merah) yang tidak terserap sama sekali, Pembangunan Jembatan
SP II (6-7) senilai Rp 17,2 miliar pada Satker PJN Wilayah V Papua Barat
(Fak-Fak) yang baru terserap sebesar Rp 9,5 miliar, dan Pembangunan Jalan
Iwur-Yum senilai Rp 59,9 miliar pada Satker PJN Wilayah III Papua (Tanah Merah)
yang baru terserap sekitar Rp 17,7 miliar. (Red)*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar